Saat ini mungkin tidak sedikit dari kita yang mengalami sakit di bagian leher, tengkuk atau punggung bagian atas. Rasa sakit yang dirasakan seperti pegal, terbatas dalam menggerakan kepala, kesemutan hingga mati rasa atau kebas sampai kejari tangan.
Disadari atau tidak, banyak sekali kegiatan sehari-hari kita yang melakukan pembebanan di bagian kepala. Riwayat kesehatan yang dialami biasanya karena akumulasi dari sikap postur tubuh yang tidak tepat yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan berulang.
Menurut data yang didapatkan dari bagian Fisioterapi RS Columbia Asia Pulomas, sekitar 30% pasien yang mengunjungi Fisioterapi RS Columbia Asia Pulomas mengalami masalah di punggung dan leher. Hal ini banyak disebabkan oleh postur yang buruk ketika melakukan aktivitas seperti sering menunduk saat menggunakan handphone, kepala yang cenderung lebih kedepan saat menggunakan komputer, kebiasaan tidur dengan bantal lebih dari satu, penggunaan tas selempang hingga penggunakan helm. Apabila kebiasaan tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka akan mengakibatkan masalah kesehatan baik pada otot, ligamen, tulang maupun jaringan lainnya di leher serta punggung bagian atas. Hal ini dinamakan dengan Text Neck Syndrome.
Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Dr. Ken Hansraj M.D(*), di National Library of Medicine Amerika, yang mengatakan dalam posisi netral, kepala manusia beratnya sekitar 4,5-5 kg. Kalau Anda menundukkan kepala sebanyak 15 derajat, Anda hampir menambah berat tersebut sebanyak tiga kali lipat diruas atas tulang belakang kita. Kalau sebanyak 30 derajat sekitar 18 kg, menunduk 45 derajat hampir 23 kg dan menunduk 60 derajat sebesar 27 kg. Sebagai informasi kebiasaan hampir setiap orang saat menggunakan handphone adalah dengan cara menunduk sekitar 45 sampai 50 derajat. Artinya selama itu kita memberikan tekanan tambahan pada tulang belakang bagian atas. Semakin lama dan sering selama tidak dikoreksi selama itu pula pembebanan dirasakan oleh tulang belakang, dan jika sudah begitu, gangguan dileher atau tengkuk tinggal menunggu waktu saja.
Untuk mengetahui penyebab dari rasa sakit tersebut, biasanya pemeriksaan penunjang sangat diperlukan, terutama rontgen, MRI (Magnetic Reconance Imaging) dan USG (ultrasonografi). Rontgen digunakan untuk memindai apakah ada kelainan pada bagian tulang seperti pengapuran, penjepitan bantalan (discus ) ataupun pengeroposan tulang. MRI digunakan untuk memindai posisi atau memastikan penjepitan atau penyempitan saraf, sedangkan USG digunakan untuk mengambarkan apakah ada kelainan pada bagian otot-otot sekitar leher.
Disamping pemeriksaan yang umum tersebut, Fisioterapi RS Columbia Asia Pulomas memiliki program Physiotherapy Postural Screening yaitu 7 pemeriksaan postur tubuh yang bertujuan sebagai deteksi dini jika ditemukan adanya kelainan, sebagai cara meminimalisir resiko kesehatan Anda di jangka panjang dan memungkinkan Anda untuk mendapatkan solusi agar bebas dari rasa nyeri dikemudian hari akibat postur yang tidak tepat.
Rangkaian pemeriksaan yang dilakukan terdiri dari Body Mass Index untuk mengetahui berat tubuh ideal, Sit & reach Test untuk mengetahui fleksibilitas atau kelenturan otot tubuh terutama area punggung, pinggang dan kedua tungkai, Fukuda Stepping test untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan, Weight Bearing Test untuk mengetahui tumpuan dominan tubuh, Manual Muscle Test untuk mengetahui kekuatan otot pada anggota gerak tubuh, Range of Motion Test untuk mengetahui ada tidaknya keterbatasan gerak sendi, dan Postural Inspection yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada postur tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Teknologi diciptakan untuk membantu pekerjaan Anda, bukan menimbulkan penyakit yang mengganggu kesehatan Anda. Berikan kesempatan tubuh Anda untuk beristirahat dan ketahui lebih lanjut bersama kami sebelum keluhannya menjadi lebih buruk.
Sumber: Ajat Sudrajat, S.FT, Rumah Sakit Columbia Asia Pulomas